Kenapa Harus Kuliah Sekaligus Mondok?
Prioritas itu perlu dan akan selalu dibutuhkan./doc.cio.com |
Mari
kita awali tulisan ini dengan sedikit umpatan toyyibah, Bismillahirrohmanirrohim.
Ditakdirkan menjadi seorang mahasantri, alias mahasiswa yang sekaligus nyantri
adalah sebuah nikmat sekaligus musibah. Nikmat bagi mereka yang tidak pernah di-ta’dzir
(dihukum) dan musibah bagi mereka yang langganan dihukum.
Membagi
waktu antara kuliah dan mondok memang tidak semudah mengatakannya “ya
ditentukan prioritasnya, dong,” kata itu tergelontor mudah dari mulut mereka,
manusia-manusia yang tidak menjalaninya. Teorinya, tentukan prioritasnya saja. Lalu, bagaimana
kalau kita sulit menentukan prioritasnya, mengingat kedua-duanya memiliki
konsekuensi yang tidak ringan. Tentu saja sebagai mahasantri yang sudah tidak
kecil lagi (read: dewasa), tentunya
dianggap sudah bisa menentukan prioritas dan menerima segala
konsekuensi.
Namun,
sebagai manusia biasa yang pasti memiliki sisi lemah dan tak berdaya, ia juga
bisa tumbang dan stress juga. Dikala kampus sedang menuntut dengan setumpuk
tugas kelompok dan take home. Sedangkan, pondok menuntut kita belajar
dengan tekun karena kejar tayang sebelum imtihan (ujian). Beuh sekali
hidup kamu. Belum lagi kalau kamu aktif di organisasi. Udah ikut organisasi
kampus, eh jadi pengurus pondok pula. Mantap nian kenikmatan hidup lho. Nah,
kali ini bakal aku jelasin beberapa fakta menarik jadi mahasantri.
1.
Dianggap Keren
Ya
gimana nggak dianggap keren, mereka bisa membagi waktu mereka untuk kuliah dan
nyantri. Kuliah jalan, nyantri juga jalan. Tugas kuliah clear, ta’dhim
sama Kiai juga tetep. Ilmu akhirat dapet, ilmu duniawi juga kena.
2.
Dimudahkan Urusannya
Bagi
kalian yang percaya penuh dengan barokah Kiai pasti paham. Dimana kalau kita
hormat dengan guru, ilmunya itu akan bermanfaat dan dimudahkan dalam segala
urusan. Hal ini juga terjadi di kalangan santri, ada aja keajaiban yang
terjadi.
3.
Tidur di Kelas Sudah Biasa
Sering
kali, mereka tidur di kelas karena terlalu padetnya agenda di pondok. Sudah
agendanya banyak, masih lagi setelah itu ngerjain tugas kuliah. Mantap betul
kesehariannya. Sampai ada ungkapan, “Tidur siang adalah hoax, dan tidur
malam itu kelangkaan.” Bukannya gimana, mahasantri tidurnya dini hari, bukan
malem lagi. Lha wong jam 2 esuk lagi mapan kok.
4.
Langganan Dihukum
Dilematis
memang, tugas kelompok belum kelar, eh senja sudah menyerbu. Ini saatnya anak
pondok harus pulang. Kalau peran kamu di tugas itu penting banget dan sudah deadline,
beuh terpaksa deh tuh, pulang telat ke pondok. Dan apa konsekuensi yang harus
diterima saat pulang telat? Ya pasti dihukum.
5.
Dianggap Aktivis
Dibandingkan
mereka yang hanya tidur, bangun, ngising, makan, ngaji, dan nge-ghibah.
Jelas kami yang nyantri sekaligus aktif di kampus bakal keliatan menonjol.
Mulai dari langganan dihukum, langganan sandal di-ghosob, sampai
langganan yang agak keren dikit, yaitu jadi panitia di acara pondok. Tidak bisa
dipungkiri, pengalaman mereka yang aktif di kampus juga dibutuhkan di pondok
pesantren. Pun sebaliknya sih, kemampuan santri juga dibutuhin di organisasi kampus. Apalagi kalau
bukan langganan mimpin doa dan qiro’, pokoknya yang hawa-hawa ada sangkut
pautnya sama agama pasti langsung dilempar ke
mahasiswa yang nyantri.
6.
Sok Sibuk
Mereka
yang aktif di kampus pasti banyak agenda yang harus dihadiri. Maka dari itu,
mereka sok sering ijin nggak ikut ngaji karena ‘ngacara’. Masih alhamdulillah
kalau diijinin, kalau gak diijinin, dan si santri tetep nekat karena kepepet. Matilah
riwayatnya (read: dihukum). Waktu di pondok pun, kadang pikiran mereka yang
masih di kampus. Sedangkan kalau lagi di kampus, pikiran mereka meronta-ronta
tentang pondok.
Berikutlah
beberapa fakta unik yang dialami oleh
mahasantri. Ada santri yang pandai membagi waktu sehingga keduanya berprestasi.
Namun, tak jarang salah satunya akan terkorbankan.
Bagi
kalian yang sedang berada di posisi yang tak jauh beda, atau bahkan sama. Yang
tenang ya, Allah bakal kasih jalan terbaik kok. Jalanin aja dulu. Kayak aku
ini, sekarang baru ngrasain kalo kuliah sambil jadi santri tuh ternyata ada
manis-manisnya gitu. Padahal mah, awal bayanginnya berattt banget. Kayaknya aku
gak bakal kuat. Eh ternyata, sekarang udah bisa ngerasian manfaatnya. Jadi,
jangan ragu kuliah sekaligus mondok ya.